Facebook
RSS

VIDEO

Ilmu Komputer analisis algoritma FMCDM

-
Om Jack

3.1  Analisis Metode dan Algoritma
3.1.1    Analisis Algoritma FMCDM untuk Menetapkan Lokasi Penambangan Timah
Fuzzy Multi Criteria Decision Making  (FMCDM) adalah  salah satu metode yang bisa membantu pengambil keputusan dalam pengambilan keputusan terhadap beberapa alternatif keputusan yang harus diambil dengan beberapa kriteria yang akan menjadi bahan pertimbangan. Biasanya penilaian yang diberikan oleh pengambil keputusan terhadap bobot kepentingan dari setiap kriteria dan derajat kecocokan setiap alternatif terhadap setiap kriteria direpresentasikan secara linguistik.  Berdasarkan hal tersebut, maka hal yang diperlukan untuk menetapkan lokasi penambangan timah adalah,
1.      Representasi masalah
1.      Identifikasi tujuan dan kumpulan alternatif keputusan. Jika ada n alternatif keputusan dari suatu masalah, menggunakan persamaan 2.1
2.      Identifikasi kumpulan kriteria. Terdapat k kriteria, menggunakan persamaan 2.2
3.      Membangun struktur hirarki dari masalah tersebut berdasarkan pertimbangan pertimbangan tertentu.
2.      Evaluasi himpunan fuzzy
1.    Memilih himpunan rating  untuk  derajat kepentingan dari setiap kriteria danderajat kecocokan setiap alternatif dengan kriterianya.Himpunan rating biasanya direpresentasikan dalam bentuk variabel linguistik(x). Misalkan untuk himpunan rating pada variabel penting didefinisikan sebagai : T(penting) = {SANGATRENDAH, RENDAH, CUKUP, TINGGI, SANGAT TINGGI}.
2.    Menentukan bobot-bobot  setiap  rating  dari himpunan rating derajat kepentingan setiap kriteria dan derajat kecocokan setiap alternatif dengan kriterianya.Bobot untuk setiap rating ditentukan dengan menggunakan fungsi keanggotaan bilangan  fuzzy. Dengan asumsi rentang yang digunakan adalah       :
Sangat Rendah  = SR = (0, 0, 0.25)
                 Rendah   = R   = (0, 0.25, 0.5)
                 Sedang   = S   = (0.25, 0.5, 0.75)
                 Tinggi    = T   =  (0.5, 0.75, 1)
                 Sangat Tinggi   = ST = (0.75, 1, 1)
3.    Mengevaluasi derajat kecocokan tiap alternatif dengan kriterianya.
4.    Mengagregasikan bobot-bobot  setiap rating dari himpunan rating derajat kecocokan setiap alternatif dengan kriterianya terhadap derajat kepentingan setiap kriteria. Kemudian direpresentasikan ke dalam bilangan  fuzzy  segitiga,  = ( , , ) dan   = ( , , ), maka  = ( , , ) menggunakan persamaan 2.3, 2.4, dan 2.5.
3.      Seleksi alternatif yang optimal
Memprioritaskan alternatif keputusan berdasarkan hasil agregasi.Nilai prioritas dari hasil agregasi dibutuhkan dalam rangka proses penentuan tingkat performance dari alternatif. Karena hasil agregasi dalam hal ini direpresentasikan  dengan menggunakan bilangan  fuzzy  segitiga, maka dibutuhkan metode untuk memperoleh nilai prioritas dari bilangan  fuzzy segitiga. Metode yang digunakan dalam hal ini adalah metode nilai total integral menggunakan persamaan 2.6.
3.2  Pengembangan Perangkat Lunak
3.2.1    Pemodelan Bisnis
Perangkat lunak ini menerapkan metode FMCDM. Pada proses input kriteria, nilai yang diberikan pada sistem adalah  nilai bobot Fuzzy. Pada derajat kepentingan nilai yang diberikan pada tiap alternatif yaitu SR, R, C, T, dan ST. Sementara pada rating kecocokan setiap alternatif terhadap setiap kriteria nilai yang diberikan yaitu SK, K, C, B, dan SB. Nilai tersebut diinputkan oleh user karena merupakan parameter yang berpengaruh pada semua algoritma. Setelah diinputkan oleh user, sistem akan memproses nilai tersebut sesuai dengan persamaan (2.3), (2.4), dan (2.5).
Selanjutnya dilakukan proses menyeleksi alternatif yang optimal. Proses menyeleksi alternatif yang optimal ini menggunakan persamaan (2.6). Kemudian sistem akan memilih alternatif  keputusan  dengan nilai prioritas terbaik sebagai  alternatif keputusan yang optimal.
Metode pengembangan perangkat lunak yang digunakan adalah Rational Unified Process (RUP). Tahapan yang dilakukan adalah, insepsi, elaborasi, konstruksi, dan transisi. Pada fase insepsi dilakukan studi literatur mengenai metode FMCDM yang digunakan sebagai metode terpilih untuk melakukan pengambilan keputusan dalam menetapkan lokasi penambangan timah.  Pada tahapan ini juga dianalisis spesifikasi kebutuhan perangkat lunak yang didapatkan dari rincian pemodelan bisnis sebagai berikut,
1.      Melakukan pemberian nilai pada tabel rating kepentingan untuk setiap kriteria.
2.      Melakukan pemberian nilai terhadap kecocokan setiap alternatif terhadap setiap kriteria.
3.      Nilai akan diproses dengan menggunakan metode FMCDM dan hasil perhitungan akan disimpan dalam basis data.
4.      Kemudian dilakukan tahapan Penghitungan nilai total integral guna menyeleksi alternatif yang optimal.
Selanjutnya yaitu fase elaborasi, pada fase ini dilakukan proses analisis dan desain perangkat lunak MSS. Analisis dilakukan dengan menerapkan algoritma FMCDM  untuk menetapkan lokasi penambangan timah. Hasil analisis ini kemudian diterjemahkan ke dalam desain perangkat lunak, berupa diagram use case, diagram aktivitas, diagram sequence dan diagram kelas.
Tahapan ketiga yaitu fase konstruksi pada fase ini hasil analisis dan desain diimplementasikan ke dalam kode program. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP. Tahapan terakhir yaitu fase transisi, pada fase ini dilakukan pengujian terhadap kode program dan hasil analisis dan desain yang dilakukan.  Pengujian dilakukan dengan metode black box.
3.2.2    Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
3.2.2.1  Deskripsi Umum
Aplikasi yang dibangun diberi nama Mining Site Selection (MSS) merupakan perangkat lunak berbasis web menggunakan bahasa pemrograman PHP. MSS menghasilkan alternatif lokasi penambangan timah dengan mengimplementasikan metode FMCDM. Kebutuhan pengguna dalam aplikasi ini adalah.
1.      Membutuhkan perangkat lunak yang dapat memilih alternatif lokasi dengan mengklik lokasi pada peta.
2.      Membutuhkan perangkat lunak yang dapat memasukkan/menyimpan banyak kriteria.
3.      Membutuhkan perangkat lunak yang dapat memasukkan bobot pada setiap kriteria untuk menentukan alternatif terbaik.



3.2.2.2  Spesifikasi Kebutuhan
a.      Kebutuhan Fungsional
Kebutuhan fungsional adalah kebutuhan yang mendeskripsikan kemampuan dan layanan dari sebuah sistem. Kebutuhan fungsional MSS adalah,
1.      Perangkat lunak dapat menyediakan form inputan alternatif
2.      Perangkat lunak dapat menyediakan form inputan kriteria
3.      Perangkat lunak dapat menyediakan form pembobotan untuk menentukan alternatif lokasi yang optimal.
b.      Kebutuhan non Fungsional
Kebutuhan non fungsional adalah kebutuhan yang mendeskripsikan tingkatan dari kualitas, misalnya tingkat keamanan penggunaan, ketepatan waktu dll. Kebutuhan non fungsional MSS adalah, desain antarmuka yang menarik dan mudah dimengerti sehingga mudah digunakan (user friendly). Penambahan tampilan peta dan chart merupakan teknik untuk membuat tampilan hasil perhitungan menjadi lebih menarik.






3.2.3    Use case
3.2.3.1 Diagram Use Case
Diagram use case berdasarkan kebutuhan fungsionalnya adalah,
Gambar III- 1. Diagram Use Case

3.2.3.2 Definisi Aktor
Tabel III- 1. Definisi Aktor
No
Aktor
Deskripsi
1
Admin
Orang yang mengakses sistem untuk melakukan operasi memasukkan data kriteria dan alternatif
2
User
Orang yang mengakses sistem untuk melakukan operasi memasukkan bobot pada setiap kriteria

3.2.3.3 Definisi Use Case
Tabel III- 2. Definisi Use Case
No
Use Case
Deskripsi
1
Melakukan Input Alternatif
merupakan proses memasukkan data alternatif yaitu lokasi yang dipilih sebagai tempat penambangan timah.
2
Melakukan Input Kriteria
merupakan proses memasukkan data kriteria yaitu kriteria yang digunakan untuk menetapkan lokasi penambangan timah
3
Memasukkan bobot kriteria
Merupakan proses memasukkan bobot untuk setiap kriteria
3.2.3.4  Skenario Use Case
Tabel III- 3. Skenario Use Case Melakukan Input Alternatif
Identifikasi
Nomor
001
Nama
Melakukan Input Alternatif
Tujuan
User dapat menginputkan data alternatif pada database
Deskripsi
User menginputkan data alternatif ke sistem dan kemudian sistem akan menyimpan data-data tersebut ke dalam basis data
Aktor
Admin
Skenario Utama
Kondisi Awal
Data alternatif tidak tersedia atau tersedia dalam database
Aksi Aktor
Reaksi Sistem
1.      Menunjukkan lokasi pada peta yang ada pada sistem

2.      Memasukkan nama alternatif

3.      Menekan tombol Proses


4.      Menyimpan data alternatif ke basis data

5.      Menampilkan alternatif-alternatif yang telah disimpan
Skenario Alternatif
1.    Menunjukkan lokasi pada peta yang ada pada sistem

2.    Menekan tombol Proses


3.    Muncul pesan “Harap Isi Bidang Ini” pada field nama alternatif
4.    Memasukkan nama alternatif


5.    Menyimpan data alternatif kedalam basisdata
Kondisi Akhir
Data alternatif berhasil dimasukkan ke dalam basisdata

Tabel III- 4. Skenario Use Case Melakukan Input Kriteria
Identifikasi
Nomor
002
Nama
Melakukan Input Kriteria
Tujuan
User dapat memasukkan data kriteria ke basis data
Deskripsi
User menginputkan data kriteria ke sistem dan kemudian sistem akan menyimpan data-data tersebut ke dalam basis data
Aktor
Admin
Skenario Utama
Kondisi Awal
Tabel basis data telah terisi data atau tidak berisi data (kosong)
Aksi Aktor
Reaksi Sistem
1.      Memasukan data kriteria

2.      Memasukkan nama kriteria

3.      Menekan tombol Proses


4.      Data kriteria berhasil dimasukkan ke dalam basis data
Skenario Alternatif
1.      Memasukan data kriteria

2.      Menekan tombol Proses


3.      Muncul pesan “Harap Isi Bidang Ini” pada field nama kriteria
4.      Memasukkan nama kriteria


5.      Data kriteria berhasil dimasukkan ke dalam basis data
Kondisi Akhir
Data kriteria berhasil dimasukkan ke dalam basisdata




Tabel III- 5. Skenario Use Case Melakukan Pembobotan Kriteria
Identifikasi
Nomor
003
Nama
Melakukan Pembobotan Kriteria
Tujuan
User dapat menginputkan bobot pada tiap-tiap kriteria
Deskripsi
User menginputkan bobot pada tiap-tiap kriteria ke sistem dan kemudian sistem akan memproses data-data tersebut
Aktor
Admin/User
Skenario Utama
Kondisi Awal
Masing-masing kriteria belum mempunyai bobot
Aksi Aktor
Reaksi Sistem
1.      Menginputkan bobot pada semua kriteria


2.      Memproses tiap-tiap kriteria yang telah diberi bobot untuk menentukan keputusan
Skenario Alternatif


Kondisi Akhir
Keputusan telah didapat




3.2.4    Analisis Kelas
3.2.4.1  Analisis Kelas Melakukan Input Alternatif
Gambar III- 2. Analisis Kelas Melakukan Input Alternatif

3.2.4.2  Analisis Kelas Melakukan Input Kriteria
Gambar III- 3. Analisis Kelas Melakukan Input Kriteria

3.2.4.3  Analisis Kelas Melakukan pembobotan Kriteria
Gambar III- 4. Analisis Kelas Memasukkan Bobot Kriteria
3.2.4.4  Identifikasi Kelas
Tabel III-6 menjelaskan tipe dan deskripsi kelas yang digunakan pada MSS.
Tabel III- 6. Identifikasi Kelas
NO
Nama Kelas
Tipe Kelas
Deskripsi
1
Halaman Alternatif
Boundary
Kelas ini berfungsi untuk menjembatani user dalam menampilkan form input data alternatif.
2
CAlternatif
Control
Kelas ini berisi method untuk memproses data alternatif dan memasukkannya kedalam basis data
3
MAlternatif
Entity
Kelas ini method berisi kode sql untuk memasukkan data alternatif kedalam basis data
4
Halaman Kriteria
Boundary
Kelas ini berfungsi untuk menjembatani user dalam menampilkan form input data kriteria.
5
CKriteria
Control
Kelas ini berisi method untuk memproses data kriteria dan memasukkannya kedalam basis data
6
MKriteria
Entity
Kelas ini method berisi kode sql untuk memasukkan data kriteria kedalam basis data
7
HalamanPembobotan
Boundary
Merupakan antarmuka yang menampilkan form pembobotan rating kepentingan untuk setiap kriteria dan rating kecocokan setiap alternatif terhadap setiap kriteria.
8
CFmcdm
Control
Kelas ini berisi setter dan getter parameter yang diperlukan dalam metode FMCDM
9
MFmcdm
Entity
Kelas ini berisi getter nilai indeks kecocokan fuzzy dan nilai total intergal




3.3  Perancangan Perangkat Lunak
3.3.1    Perancangan Arsitektur
3.3.1.1  Diagram Sequence 
Gambar III-5 merupakan diagram Sequence pada use case melakukan input alternatif.
Gambar III-5. Diagram Sequence Input Alternatif


Gambar III-6 merupakan diagram sequence untuk proses Input Kriteria.
Gambar III-6. Diagram Sequence Input Kriteria


Gambar III-7 merupakan diagram sequence pada use case melakukan pembobotan kriteria.
Gambar III-7. Diagram Sequence Melakukan Pembobotan Kriteria





3.3.1.2 Diagram Kelas
Gambar III-8, III-9, III-10 dan III-11 merupakan diagram kelas untuk sistem keseluruhan, proses input alternatif, input kriteria dan melakukan pembobotan kriteria.
Gambar III- 8. Diagram Kelas Keseluruhan
Gambar III- 9. Diagram Kelas Melakukan Input Alternatif

Gambar III- 10. Diagram Kelas Melakukan Input Kriteria


Gambar III- 11. Diagram Kelas Melakukan Pembobotan Kriteria

3.3.2   Perancangan Antarmuka
Aplikasi MSS memiliki tiga tampilan antarmuka sesuai dengan kebutuhan fungsional. Antarmuka pada aplikasi ini yaitu,
Gambar III-12. Rancangan antarmuka Form Input Alternatif
Gambar III-12 adalah form pada saat akan menginputkan alternatif. Pada form ini user dapat memilih lokasi dengan menunjukkan lokasi pada peta. Tombol Generate merupakan pemicu untuk memulai proses penginputan data.
Gambar III-13. Rancangan antarmuka Form Input Kriteria
Gambar III-13 adalah form input kriteria. Proses memasukkan data kriteria dapat dimasukkan ke dalam textfield yang telah disediakan, kemudian menekan tombol “Tambah” untuk memasukkan data kriteria.
Gambar III-14. Rancangan antarmuka Form Pembobotan

Gambar III-14 merupakan form pembobotan apabila user menekan menu input. Pembobotan dimulai dengan menginputkan rating kepentingan pada setiap kriteria. Setelah itu user akan menginputkan rating kepentingan kriteria pada tiap-tiap alternatif. Setelah user menekan tombol “Proses”, maka sistem akan menghitung indeks kecocokan fuzzy dan nilai total integral.

Comments
0 Comments

No comments:

Leave a Reply

    Blogger templates